Pemerintah Siapkan Kontrak Jangka Panjang Angkutan Jamaah Haji

Jeddah (Pinmas) —- Satu persatu persoalan penyelenggaraan haji terus dibenahi Pemerintah. Setelah sukses menggandeng Islamic Development Bank (IDB) dalam pembangunan pondokan jamaah haji di daerah Misfalah Mekah, pemerintah juga bersiap membuat terobosan pengangkutan jamaah merah putih.
Terobosan dimaksud adalah pengikatan kontrak jangka panjang, minimal jangka menengah, dengan maskapai penerbangan. “Siapa saja boleh mengajukan penawaran dalam tender terbuka yang akan kita mulai tahun depan,” ‎ucap Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu di Restoran Putri Sriwijaya, Jeddah, Jumat (25/10) siang.
Dengan sistem kontrak jangka panjang dan menengah, kata Anggito, biaya pengangkutan jamaah dan risiko kekurangan pesawat bisa ditekan. “Tahun ini karena kontraknya dibuat lebih awal, kita bisa berhemat USD50 per jamaah,” ungkap Anggito.
Garuda Indonesia merespons positif tawaran Kementerian Agama tersebut. Melalui ‎Hady Syahrean, Vice President Haji, VVIP and Charter Garuda Indonesia, maskapai nasional ini siap bersaing dengan maskapai lainnya. “Terima kasih tawarannya. Pada hakikatnya kita (Garuda) siap bersaing dengan siapa saja,” ucap Hady.
Tahun ini saja, sebutnya, Garuda juga sudah terlibat persaingan dengan maskapai Saudi Arabian Airlines (Saudia).
Faktanya, Saudia hanya berani bermain untuk pengangkutan ke dan dari embarkasi tertentu saja. “Kita dari awal nantangin mereka (Saudia) untuk masuk ke embarkasi-embarkasi kecill seperti Lombok dan sebagainya. ‎Ternyata, mereka hanya mau main di JKS (Jakarta), SUB, dan BTH,” ungkap Hady.
Tahun ini Garuda mengoperasikan 12 pesawat dari berbagai tipe. Antara lain, Boeing 747, Boeing 777, dan Airbus seri 300. ‎Pesawat-pesawat tersebut tidak semua milik Garuda, tapi sewaan dari Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, dan Inggris. Dengan dukungan armada seperti itu, Garuda berhasil menekan delay penerbangan.
Selama proses pemulangan yang dimulai 20 Oktober lalu, Garuda mencatat delay terlama hanya tujuan embarkasi Makassar.“Delay terlama kami tahun ini hanya UPG 1, yang sampai tiga jam. Selebihnya hanya beberapa menit saja. Bahkan untuk hari ini, dari delapan penerbangan yang terjadwal, tujuh diantaranya tepat waktu. Satu lainnya nanti sebentar malam,” jelas Hady.
Itupun, lanjut Hady, semata karena lambannya proses di imigrasi Saudi Arabia. “Keterlambatan kita untuk UPG 1 karena masalahnya  pengisian bahan bakar pesawat, dan bus pengangkut jamaah dari gate ke pesawat yang lambat,” sebutnya.
Hal senada disampaikan Anggito. Menurut Dirjen PHU ini, evaluasi sementara pihaknya melihat progres yang luar biasa dari Garuda. ‎“Sampai hari ini, saya tidak melihat keterlambatan sama sekali. Kerja sama kita dengan Garuda sangat baik,” nilai Anggito.
Soal keluhan jamaah terkait perbedaan jatah zamzam antara penumpang Garuda‎ dan Saudia, Anggito menyerahkan pada Garuda untuk meluruskannya. “Itu urusan Garuda. Silakan Pak Hady menjawabnya,” pinta Anggito.Hady lantas menjelaskan bahwa kesulitannya ada kebijakan otoritas bandara yang tidak memberi izin pada Garuda untuk memanfaatkan penerbangan balik Garuda usai mengangkut jamaah haji pada proses pemberangkatan.
“Andai kita juga diberi izin untuk mengangkut zamzam memanfaatkan empty flight, saya kira 20 liter pun bisa kita kasih jamaah,” ucap Hady.
Karena itu, tukas Anggito, untuk musim haji tahun depan, pemerintah akan meminta persamaan perlakuan dari otoritas King Abdul Azis International Airport. Anggito juga akan mempertimbangkan pengurangan berat bagasi, dengan mengkompensasikannya air zamzam.
“Tapi itu masih akan kita kaji. Jangan-jangan tidak semua jamaah mau dipotong bagasinya karena dikompensasi dengan air zamzam,” ujar Anggito. ‎(min/fajar/mkd)

0 komentar: