Mengenal Sejarah Islam di Museum Arsitektur Dua Masjid Suci Makkah
Makkah (Pinmas) —- Ingin wisata religi di Makkah dan memperluas wawasan sejarah Islam? Jika iya, Museum Arsitektur Dua Masjid Suci menjadi wisata edukasi yang bisa menjadi destinasi yang pas untuk Anda kunjungi.
Museum ini menawarkan wisata edukasi tentang sejarah 2 masjid suci di Arab Saudi. Benda-benda bersejarah Masjid Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dipamerkan di museum nan asri ini. Tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah berkesempatan berkunjung ke Museum Arsitektur Dua Masjid Suci di Makkah pada Senin (28/10).
Museum ini diresmikan oleh Raja Abdullah 20 tahun yang lalu. Bagi wisatawan maupun jamaah haji yang ingin berkunjung wajib mengantongi izin dari Kementerian Kebudayaan Arab Saudi. Pada musim haji, museum buka tiap hari. Pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis.
Saat kaki memasuki area museum, terhampar halaman yang luas dan dihiasi rumput dan pepohonan yang hijau. Bagunan museum tidak terlalu besar. Ada 4 pilar kokoh berdiri di bagian depan museum yang didominasi cat warna putih dan abu-abu. Tulisan ‘Exhibition Of The Two Mosques Architecture’ terpampang di sisi kiri bangunan museum.
Maket Masjid Masjidil Haram dan aneka foto Masjid Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bagai ‘menyambut’ hangat kedatangan para pengunjung yang ramai di mulut pintu masuk museum. Museumnya bersih, tertata rapi dan full AC membuat pengunjung merasa nyaman. Tampak jamaah haji Indonesia juga antusias dengan sajian peninggalan sejarah yang ada.
Melangkah ke dalam, ada tangga yang terbuat dari kayu warna coklat dan beroda. Tangga itu merupakan tangga Ka’bah yang dibuat dari Kayu Saaj pada 1240 Hijriah. Di sisi kanannya, ada deretan bebatuan yang berpahat tulisan ayat Al-Quran. Di lokasi yang sama ada display Maqom Ibrahim.
Terus bergerak menyusuri museum, ada kiswah Ka’bah serta alat pemintal kiswah yang usianya ribuan tahun. Selanjutnya menuju deretan display Hajar Aswad. Display ini menarik hati para pengunjung untuk berpose ria seolah menyentuh Hajar Aswad. Jepreet!
Memasuki area ‘perpustakaan’ dipamerkan koleksi Al-Quran. Ada Al-Quran asli yang ditulis tangan peninggalan zaman Utsman bin Affan, dan ada juga ayat-ayat Al-Quran yang dipahat di bebatuan warna biru dan hijau.
Di area berikutnya, ada sumur air Zamzam lengkap dengan tali dan ember. Sumur itu terbuat dari besi yang kokoh. Display menggambarkan lokasi sumur air Zamzam di dekat Kabah, dan penyajian air zamzam dari masa ke masa.
Sayang, museum ini tidak menyediakan pamflet maupun brosur seputar koleksi benda-benda bersejarah.
Puas mengarungi ‘lautan’ ilmu tentang sejarah Islam, pengunjung berangsur meninggalkan museum dengan wajah sumringah. “Saya senang dan puas bisa menyaksikan koleksi benda bersejarah dari Masjid Masjidil Haram dan Nabawi,” ujar Saanah, seorang pengunjung asal Karangayar.
Bagi pengunjung yang dahaga, disediakan air minum gratis. Berminat berkunjung? (aan/detik/mkd)
Museum ini menawarkan wisata edukasi tentang sejarah 2 masjid suci di Arab Saudi. Benda-benda bersejarah Masjid Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dipamerkan di museum nan asri ini. Tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah berkesempatan berkunjung ke Museum Arsitektur Dua Masjid Suci di Makkah pada Senin (28/10).
Museum ini diresmikan oleh Raja Abdullah 20 tahun yang lalu. Bagi wisatawan maupun jamaah haji yang ingin berkunjung wajib mengantongi izin dari Kementerian Kebudayaan Arab Saudi. Pada musim haji, museum buka tiap hari. Pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis.
Saat kaki memasuki area museum, terhampar halaman yang luas dan dihiasi rumput dan pepohonan yang hijau. Bagunan museum tidak terlalu besar. Ada 4 pilar kokoh berdiri di bagian depan museum yang didominasi cat warna putih dan abu-abu. Tulisan ‘Exhibition Of The Two Mosques Architecture’ terpampang di sisi kiri bangunan museum.
Maket Masjid Masjidil Haram dan aneka foto Masjid Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bagai ‘menyambut’ hangat kedatangan para pengunjung yang ramai di mulut pintu masuk museum. Museumnya bersih, tertata rapi dan full AC membuat pengunjung merasa nyaman. Tampak jamaah haji Indonesia juga antusias dengan sajian peninggalan sejarah yang ada.
Melangkah ke dalam, ada tangga yang terbuat dari kayu warna coklat dan beroda. Tangga itu merupakan tangga Ka’bah yang dibuat dari Kayu Saaj pada 1240 Hijriah. Di sisi kanannya, ada deretan bebatuan yang berpahat tulisan ayat Al-Quran. Di lokasi yang sama ada display Maqom Ibrahim.
Terus bergerak menyusuri museum, ada kiswah Ka’bah serta alat pemintal kiswah yang usianya ribuan tahun. Selanjutnya menuju deretan display Hajar Aswad. Display ini menarik hati para pengunjung untuk berpose ria seolah menyentuh Hajar Aswad. Jepreet!
Memasuki area ‘perpustakaan’ dipamerkan koleksi Al-Quran. Ada Al-Quran asli yang ditulis tangan peninggalan zaman Utsman bin Affan, dan ada juga ayat-ayat Al-Quran yang dipahat di bebatuan warna biru dan hijau.
Di area berikutnya, ada sumur air Zamzam lengkap dengan tali dan ember. Sumur itu terbuat dari besi yang kokoh. Display menggambarkan lokasi sumur air Zamzam di dekat Kabah, dan penyajian air zamzam dari masa ke masa.
Sayang, museum ini tidak menyediakan pamflet maupun brosur seputar koleksi benda-benda bersejarah.
Puas mengarungi ‘lautan’ ilmu tentang sejarah Islam, pengunjung berangsur meninggalkan museum dengan wajah sumringah. “Saya senang dan puas bisa menyaksikan koleksi benda bersejarah dari Masjid Masjidil Haram dan Nabawi,” ujar Saanah, seorang pengunjung asal Karangayar.
Bagi pengunjung yang dahaga, disediakan air minum gratis. Berminat berkunjung? (aan/detik/mkd)
0 komentar: