Cahaya Hati Tour n Travel - Umroh Spiritual Breaking Mental Blocking
ISU VIRUS MERS
Pesan dari ust Multazam dari Mekkah
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh..
Ditujukan kepada Umat islam diseluruh penjuru dunia & yang berada di Indonesia pada khususnya yang mau Umrah atau Haji..
Mengenai isu (fitnah) virus mers yang katanya dari onta, itu sangat bertentangan dengan Al-Qur’an yang dengan jelas memberi tuntunan kepada kita.
إن جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا
( jika datang kepada kalian orang fasik dgn membawa berita, maka memperjelaslah kalian (duduk permasalahan berita tadi).
Artinya, ” kita jangan mudah percaya”.
Onta adalah makhluq ALLAH ta’ala yang langka, yang bisa bertahan hidup dibawah terik matahari ditengah gurun sahara walau sengatan sinar matahari itu sampe diatas 50 Dc & bisa berjalan 70mil tanpa berhenti juga bisa bertahan tidak makan dan minum slama 3 hari 3 malam, Hewan ini pernah dikendarai Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam. Onta diabadikan dalam Alquran, Firman ALLAH ta’ala.
أفلا ينظرون إلى الإبل كيف خلقت..
(Tidakkah mereka memeperhatikan bagaimana unta itu diciptakan ..??).
Jika virus Mers memang berasal dari onta bagaimana dengan penggembala onta yang setiap saat hidup bersamanya ?? Kenapa bukan penggembala itu yg pertama kali kena ??
Isu ini bukan penanggulangan Virus, tetapi penggalangan dana yang sasarannya adalah jamaah umrah dan haji sebagaimana suntik miningitis… Kemana dananya ?? Bagaimana dengan mereka yang ibadah umrah & Haji tanpa disuntik miningitis ?? Matikah mereka ?? Atau sakitkah ??
لعنة الله على الكفار الذين يحاربون الإسلام. والمسلمين بأفواههم
Dilarang bagi semua muslim meyakini,membaca dan menyebarkan fitnah virus mers…
Harap kerjasamanya kepada seluruh umat islam menyebarkan berita ini sebagai bentuk perlawanan kita kepada mereka yang jelas-jelas memerangi umat islam… Semoga ALLAH ta’ala membalas niat jihad kita dengan ridha & ampunan. Aamiin..
Via : http://www.binamasyarakat.com/isu-virus-mers Learn more »
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh..
Ditujukan kepada Umat islam diseluruh penjuru dunia & yang berada di Indonesia pada khususnya yang mau Umrah atau Haji..
Mengenai isu (fitnah) virus mers yang katanya dari onta, itu sangat bertentangan dengan Al-Qur’an yang dengan jelas memberi tuntunan kepada kita.
إن جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا
( jika datang kepada kalian orang fasik dgn membawa berita, maka memperjelaslah kalian (duduk permasalahan berita tadi).
Artinya, ” kita jangan mudah percaya”.
Onta adalah makhluq ALLAH ta’ala yang langka, yang bisa bertahan hidup dibawah terik matahari ditengah gurun sahara walau sengatan sinar matahari itu sampe diatas 50 Dc & bisa berjalan 70mil tanpa berhenti juga bisa bertahan tidak makan dan minum slama 3 hari 3 malam, Hewan ini pernah dikendarai Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam. Onta diabadikan dalam Alquran, Firman ALLAH ta’ala.
أفلا ينظرون إلى الإبل كيف خلقت..
(Tidakkah mereka memeperhatikan bagaimana unta itu diciptakan ..??).
Jika virus Mers memang berasal dari onta bagaimana dengan penggembala onta yang setiap saat hidup bersamanya ?? Kenapa bukan penggembala itu yg pertama kali kena ??
Isu ini bukan penanggulangan Virus, tetapi penggalangan dana yang sasarannya adalah jamaah umrah dan haji sebagaimana suntik miningitis… Kemana dananya ?? Bagaimana dengan mereka yang ibadah umrah & Haji tanpa disuntik miningitis ?? Matikah mereka ?? Atau sakitkah ??
لعنة الله على الكفار الذين يحاربون الإسلام. والمسلمين بأفواههم
Dilarang bagi semua muslim meyakini,membaca dan menyebarkan fitnah virus mers…
Harap kerjasamanya kepada seluruh umat islam menyebarkan berita ini sebagai bentuk perlawanan kita kepada mereka yang jelas-jelas memerangi umat islam… Semoga ALLAH ta’ala membalas niat jihad kita dengan ridha & ampunan. Aamiin..
Via : http://www.binamasyarakat.com/isu-virus-mers Learn more »
Keutamaan Bersedekah Secara Rahasia
Allah Pasti Membalasnya
Allah ta’ala berfirman,وَمَا أَنفَقْتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُم مِّن نَّذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ
“Apapun infak yang kalian berikan atau nadzar apapun yang kalian canangkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 270)
Allah Pasti Menggantinya
Allah ta’ala berfirman,وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (QS. Saba’: 39)
Mendapatkan Naungan Allah Pada Hari Kiamat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan orang yang akan diberi naungan oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya. Seorang pemimpin yang adil. Seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla. Seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid-masjid. Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, mereka berdua bertemu dan berpisah karena-Nya. Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’. Seorang lelaki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Dan seorang lelaki yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Shahih at-Targhib [1/531])Memadamkan Kemurkaan Allah
Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-Targhib [1/532])Menyelamatkan Dari Siksa Neraka
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah: [1] Seorang lelaki yang berjuang mencari mati syahid. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu sampai aku menemui mati syahid.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani, dan sebutan itu telah kamu peroleh di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka. [2] Seorang lelaki yang menimba ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca/menghafal al-Qur’an. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku menimba ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca/menghafal al-Qur’an di jalan-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu menimba ilmu agar disebut-sebut sebagai orang alim, dan kamu membaca al-Qur’an agar disebut sebagai qari’. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka. [3] Seorang lelaki yang diberi kelapangan oleh Allah serta mendapatkan karunia berupa segala macam bentuk harta. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Tidak ada satupun kesempatan yang Engkau cintai agar hamba-Mu berinfak padanya melainkan aku telah berinfak padanya untuk mencari ridha-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sesungguhnya kamu berinfak hanya demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang dermawan. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Muslim)Kunci Meraih Kelezatan Amal
Abu Turab rahimahullah mengatakan, “Apabila seorang hamba bersikap tulus/jujur dalam amalannya niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu sebelum melakukannya. Dan apabila seorang hamba ikhlas dalam beramal, niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu di saat sedang melakukannya.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 594)Abul Aliyah berkata: Para Sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepadaku, “Janganlah kamu beramal untuk selain Allah. Karena hal itu akan membuat Allah menyandarkan hatimu kepada orang yang kamu beramal karenanya.” (lihat Ta’thirul Anfas, hal. 568)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk beramal ikhlas karena Allah niscaya tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada beramal untuk selain-Nya. Dan barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk memuaskan hawa nafsu dan ambisinya maka tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada ikhlas dan beramal untuk Allah.” (lihat Ma’alim Fi Thariq al-Ishlah, hal. 7)
Lebih Selamat Bagi Hati
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima. Demikian pula apabila amalan itu benar tapi tidak ikhlas juga tidak diterima sampai ia ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah, sedangkan benar jika berada di atas Sunnah/tuntunan.” (lihatJami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 19 cet. Dar al-Hadits).Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwasanya keikhlasan seringkali terserang oleh penyakit ujub. Barangsiapa yang ujub dengan amalnya maka amalnya terhapus. Begitu pula orang yang menyombongkan diri dengan amalnya maka amalnya menjadi terhapus.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 584)
Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata, “Allah tidak menerima amalan yang di dalamnya tercampuri riya’ walaupun hanya sekecil biji tanaman.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 572)
Diriwayatkan bahwa ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu pernah berkata, “Amal yang salih adalah amalan yang kamu tidak menginginkan pujian dari siapapun atasnya kecuali dari Allah.” (lihat al-Ikhlas wa an-Niyyah, hal. 35)
Abu Ishaq al-Fazari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya diantara manusia ada orang yang sangat menggandrungi pujian kepada dirinya, padahal di sisi Allah dia tidak lebih berharga daripada sayap seekor nyamuk.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 573)
Jalan Untuk Meraih Keikhlasan
Sufyan bin Uyainah berkata: Abu Hazim rahimahullah berkata, “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu lebih daripada kesungguhanmu dalam menyembunyikan kejelekan-kejelekanmu.” (lihat Ta’thirul Anfas, hal. 231).al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Ilmu dan amal terbaik adalah yang tersembunyi dari pandangan manusia.” (lihat Ta’thirul Anfas, hal. 231)
Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, “Orang yang ikhlas adalah yang berusaha menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana dia suka menyembunyikan kejelekan-kejelakannya.” (lihat Ta’thirul Anfas, hal. 252)
al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’ sedangkan beramal untuk dipersembahkan kepada manusia merupakan kemusyrikan. Adapun ikhlas itu adalah tatkala Allah menyelamatkan dirimu dari keduanya.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 8)
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Dahulu dikatakan: Bahwa seorang hamba akan senantiasa berada dalam kebaikan, selama jika dia berkata maka dia berkata karena Allah, dan apabila dia beramal maka dia pun beramal karena Allah.” (lihat Ta’thir al-Anfas min Hadits al-Ikhlas, hal. 592)
Wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
—
Penulis: Ari Wahyudi, S.Si.
Artikel Muslim.Or.Id
Jangan Remehkan Kesyirikan
Tidaklah cukup seseorang hanya mengenal tauhid
dan mengamalkannya. Pengetahuan tentang syirik pun mutlak diperlukan
agar seseorang tidak terjerumus ke dalamnya. Sayangnya, banyak orang
tidak memahami hakikat kesyirikan dan betapa dahsyat bahayanya sehingga
mereka pun meremehkannya. Padahal semakin kuat tauhid seseorang,
seharusnya dia semakin takut akan syirik dan khawatir menjadi pelakunya.
Sebaliknya seseorang yang tidak memahami hakikat tauhid akan
meremehkannya sehingga tidak ada sedikipun rasa takut di hatinya. Semoga
penjelasan ringkas ini, menggugah kesadaran kita agar tidak lagi
meremehkan dosa yang sangat besar ini.
Dahsyatnya Bahaya Syirik
Cukuplah ayat berikut menggambarkan dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman,
Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa. Ampunan dosa merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat, ed), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar.
Dalam ayat lain Allah Ta’ala menjelaskan bahwa pelaku kesyirikan diharamkan masuk ke dalam surga, padahal surga adalah tujuan akhir seorang hamba. Allah Ta’ala berfirman,
Dari Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Seluruh Rasul Mengingatkan Bahaya Syirik
Setiap Rasul yang diutus oleh Allah Ta’ala pasti menyeru tentang bahaya syirik. Mereka semua mendakwahkan tauhid dan memperingatkan tentang syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala :
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, “Seluruh para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan melarang untuk menujukan ibadah kepada selain-Nya. Allah Ta’ala tidak mengutus seorang rasul pun sejak terjadinya kesyirikan pada kaum Nuh yang diutus rasul kepada mereka kecuali untuk tujuan tersebut (hanya beribadah kepada Allah semata). Rasul yang pertama diutus ke muka bumi sampai penutup para Rasul, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salaam, semuanya mendakwahkan sebagaimana yang Allah perintahkan :
Jelaslah bahwa kesyirikan adalah dosa yang sangat besar sehingga seluruh Rasul diperintahkan untuk memperingatkan umatnya dari dosa ini.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam Berlindung dari Kesyirikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengajari kita untuk berlindung dari kesyirikan. Beliau berdoa:
Bagaimana mungkin kita tidak takut terjerumus syirik padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wa salaam saja takut terhadap masalah ini?
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam Khawatir Terjerumus Syirik
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mempunyai kedudukan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang beliau,
Allah menyifati beliau dengan sifat-sifat mulia yaitu :
- Beliau adalah imam, yakni teladan dalam kebaikan
- Beliau adalah orang yang selalu taat, senantiasa melakukan amal ketaatan dan ikhlas dalam beramal
- Beliau adalah seorang yang hanif, yakni yang senantiasa menghadap kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya
- Beliau tidak termasuk golongan orang-orang musyrik, yakni berlepas diri dari orang-orang musyrik dan agama mereka [4]
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ibrahim ‘alaihis salaam adalah wujud dari kebersihan tauhidnya. Namun di sisi lain, beliau masih berdo’a kepada Allah,
Lihatlah, kedudukan beliau yang mulia dan kebersihan tauhid yang beliau miliki tidak menjadikan beliau merasa aman dari kesyirikan. Bahkan beliau masih berlindung kepada Allah dari bentuk kesyirikan yang paling zhohir (paling nampak), yaitu menyembah berhala. Padahal kita ketahui bersama bahwa Ibrahim-lah yang menghancurkan berhala-berhala kaumnya.
Allah Ta’ala menjelaskan alasan yang mendasari ketakutan Ibrahim terhadap syirik dalam firman-Nya,
Jika seseorang mengetahui bahwa banyak di antara manusia terjerumus ke dalam syirik akbar dan mereka tersesat menjadi penyembah berhala, tentunya wajib bagi dia untuk takut terjerumus dalam kesyirikan yang telah menyesatkan banyak orang. Oleh karena itu Ibrahim at Taimi mengatakan, “Siapakah yang merasa aman dari tertimpa musibah kesyirikan setelah Ibrahim ‘alaihis salaam?!”(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim). Tidak ada yang merasa aman terjerumus dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh dalam memahami tauhid dan tidak mengerti larangan dari berbuat syirik.[5]
Lihatlah diri kita. Siapakah kita? Seberapakah keilmuan kita tentang tauhid? Namun kita seolah-olah sudah merasa aman dari bahaya syirik.
Kesyirikan Dikhawatirkan Menimpa Para Sahabat rodhiyallahu ‘anhum
Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Keteguhan iman mereka sudah teruji, pengorbanan mereka terhadap Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salaam masih mengkhawatirkan kesyirikan menimpa mereka. Beliau bersabda.
Dalam hadist di atas terdapat pelajaran tentang takut kapada syirik. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam khawatir kesyirikan menimpa sahabat muhajirin dan anshor, sementara mereka adalah sebaik-baik umat. Maka bagaimana terhadap umat selain mereka? Jika yang beliau khawatirkan menimpa mereka adalah syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam, bagaimana lagi dengan syirik akbar? Wal ‘iyadzu billah !![7]
Bukti Rasa Takut yang Benar
Setiap orang yang bersih tauhidnya pasti memiliki rasa takut terhadap syirik. Oleh karena itu, orang yang paling bersih tauhidnya yakni Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak doa agar dijauhkan dari syirik. Demikian juga Ibrahim ‘alaihis salaam berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari kesyirikan dan menyembah berhala. Sedikit sekali orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap kesyirikan akan sempurna tauhidnya, bahkan hal ini tidak mungkin terjadi. Setiap orang yang berusaha membersihkan tauhidnya, dia akan senantiasa bersemangat dalam bertauhid dan takut terjerumus syirik. Jika sudah muncul rasa takut terhadap syirik, rasa takut dalam hatinya tersebut akan menjadikan seorang hamba bersemangat. Rasa takutnya akan menimbulkan bebrapa faedah :
- Dia akan terus mempelajari kesyirikan dan macam-macamnya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya
- Akan senatiasa mempelajari tauhid dan macam-macamnya sehingga muncul dalam hatinya rasa takut terhdap syirik
- Seseorang yang takut terhadap syirik, hatinya senantiasa istiqomah di atas jalan ketaatan dan mengharap wajah Allah Ta’ala
- Jika melakuakan suatu dosa atau kesalahan akan segera memohon ampun kepada Allah, karena butuhnya dia terhadap ampunan dosa.[8]
Lihatlah Fenomena di Sekitar Kita
Pembaca yang dirahmati Allah, fenomena kesyirikan merebak di sekitar kita. Dari kesyirikan yang tersembunyi sampai bentuk yang paling dhohir, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Di kota hingga pelosok desa marak dengan kegiatan syirik. Kesyirikan di zaman ini tidak mengenal waktu, baik siang maupun malam, baik dalam kondisi susah maupun senang. Media yang beredar juga tak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan. Bahkan para cendekiawan muslim yang dianggap tokoh agama pun ikut andil dalam mendakwahkan kesyirikan. Wahai saudaraku, hati ini sangat lemah. Sungguh, dengan fenomena tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk mudah terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar dan berusaha untuk mempelajari kesyirikan agar kita dapat menjauhinya. Usaha doa pun harus senatiasa kita lakukan. Semoga Allah Ta’ala meneguhkan kita di atas jalan tauhid sampai ajal menjemput kita, sebagaimana Allah firmankan,
Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “ Hati yang bersih maksudnya hati yang selamat dari kesyirikan dan keragu-raguan serta selamat dari rasa cinta terhadap keburukan serta bersih dari bid’ah dan perbuatan dosa…”[9]. Wallahul musta’an.
Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki
Muroja’ah: M.A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Catatan Kaki:
[1]. HR. Bukhari 4498 [2]. Fathul Majiid, hal 24. Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh. Penerbit Muasasah al Mukhtar. Cetakan pertama tahun 1425 H/2004. [3]. HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul Jaami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36). [4]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid, hal 71. Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz Fajr. Cetakan kedua tahun 2003. [5]. Fathul Majiid, hal 79. [6]. HR. Ahmad 5/428,429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, namun ada yang munqothi’ (terputus). [7]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitabi at Tauhiid, hal 90. [8]. At Tamhiid li Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 43-44. Syaikh Shalih Alu Syaikh. Penerbit Daaru at Tauhiid. Cetakan pertama tahun 1423 H/2002. [9]. Taisiirul Kariimir Rahman, Tafsir Surat Asy Syu’araa, Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di. Penerbit Daarul Hadist.
Learn more »
Dahsyatnya Bahaya Syirik
Cukuplah ayat berikut menggambarkan dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ
وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ
افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا {48}
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisaa’:48)Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa. Ampunan dosa merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat, ed), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar.
Dalam ayat lain Allah Ta’ala menjelaskan bahwa pelaku kesyirikan diharamkan masuk ke dalam surga, padahal surga adalah tujuan akhir seorang hamba. Allah Ta’ala berfirman,
… إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ
حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ {72}
“…sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah:72)Dari Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah selain Allah, pasti ia masuk ke dalam neraka.“[1]. Sungguh, benar-benar mengerikan bahaya kesyirikan. Na’udzu billahi min dzaalik.Seluruh Rasul Mengingatkan Bahaya Syirik
Setiap Rasul yang diutus oleh Allah Ta’ala pasti menyeru tentang bahaya syirik. Mereka semua mendakwahkan tauhid dan memperingatkan tentang syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …{36}
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl:36).Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, “Seluruh para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan melarang untuk menujukan ibadah kepada selain-Nya. Allah Ta’ala tidak mengutus seorang rasul pun sejak terjadinya kesyirikan pada kaum Nuh yang diutus rasul kepada mereka kecuali untuk tujuan tersebut (hanya beribadah kepada Allah semata). Rasul yang pertama diutus ke muka bumi sampai penutup para Rasul, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salaam, semuanya mendakwahkan sebagaimana yang Allah perintahkan :
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ {25}
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.” (QS. Al Anbiya’:25)”[2].Jelaslah bahwa kesyirikan adalah dosa yang sangat besar sehingga seluruh Rasul diperintahkan untuk memperingatkan umatnya dari dosa ini.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam Berlindung dari Kesyirikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengajari kita untuk berlindung dari kesyirikan. Beliau berdoa:
وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.”[3].Bagaimana mungkin kita tidak takut terjerumus syirik padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wa salaam saja takut terhadap masalah ini?
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam Khawatir Terjerumus Syirik
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mempunyai kedudukan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang beliau,
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ {120}
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan
teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif . Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) ” (QS. An Nahl:120)Allah menyifati beliau dengan sifat-sifat mulia yaitu :
- Beliau adalah imam, yakni teladan dalam kebaikan
- Beliau adalah orang yang selalu taat, senantiasa melakukan amal ketaatan dan ikhlas dalam beramal
- Beliau adalah seorang yang hanif, yakni yang senantiasa menghadap kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya
- Beliau tidak termasuk golongan orang-orang musyrik, yakni berlepas diri dari orang-orang musyrik dan agama mereka [4]
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ibrahim ‘alaihis salaam adalah wujud dari kebersihan tauhidnya. Namun di sisi lain, beliau masih berdo’a kepada Allah,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ اْلأَصْنَامَ {35}
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim:35)Lihatlah, kedudukan beliau yang mulia dan kebersihan tauhid yang beliau miliki tidak menjadikan beliau merasa aman dari kesyirikan. Bahkan beliau masih berlindung kepada Allah dari bentuk kesyirikan yang paling zhohir (paling nampak), yaitu menyembah berhala. Padahal kita ketahui bersama bahwa Ibrahim-lah yang menghancurkan berhala-berhala kaumnya.
Allah Ta’ala menjelaskan alasan yang mendasari ketakutan Ibrahim terhadap syirik dalam firman-Nya,
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ… {36}
“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia …”(QS. Ibrahim:36).Jika seseorang mengetahui bahwa banyak di antara manusia terjerumus ke dalam syirik akbar dan mereka tersesat menjadi penyembah berhala, tentunya wajib bagi dia untuk takut terjerumus dalam kesyirikan yang telah menyesatkan banyak orang. Oleh karena itu Ibrahim at Taimi mengatakan, “Siapakah yang merasa aman dari tertimpa musibah kesyirikan setelah Ibrahim ‘alaihis salaam?!”(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim). Tidak ada yang merasa aman terjerumus dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh dalam memahami tauhid dan tidak mengerti larangan dari berbuat syirik.[5]
Lihatlah diri kita. Siapakah kita? Seberapakah keilmuan kita tentang tauhid? Namun kita seolah-olah sudah merasa aman dari bahaya syirik.
Kesyirikan Dikhawatirkan Menimpa Para Sahabat rodhiyallahu ‘anhum
Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Keteguhan iman mereka sudah teruji, pengorbanan mereka terhadap Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salaam masih mengkhawatirkan kesyirikan menimpa mereka. Beliau bersabda.
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ
عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ ». قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الرِّيَاءُ
“Sesuatu yang aku khawatrikan menimpa kalian adalah perbuatan syirik asghar.” Lalu para sahabat menanyakan pada beliau, “Apa yang dimaksud syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Contohnya) adalah riya’. ”[6]
Dalam hadist di atas terdapat pelajaran tentang takut kapada syirik. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam khawatir kesyirikan menimpa sahabat muhajirin dan anshor, sementara mereka adalah sebaik-baik umat. Maka bagaimana terhadap umat selain mereka? Jika yang beliau khawatirkan menimpa mereka adalah syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam, bagaimana lagi dengan syirik akbar? Wal ‘iyadzu billah !![7]
Bukti Rasa Takut yang Benar
Setiap orang yang bersih tauhidnya pasti memiliki rasa takut terhadap syirik. Oleh karena itu, orang yang paling bersih tauhidnya yakni Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak doa agar dijauhkan dari syirik. Demikian juga Ibrahim ‘alaihis salaam berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari kesyirikan dan menyembah berhala. Sedikit sekali orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap kesyirikan akan sempurna tauhidnya, bahkan hal ini tidak mungkin terjadi. Setiap orang yang berusaha membersihkan tauhidnya, dia akan senantiasa bersemangat dalam bertauhid dan takut terjerumus syirik. Jika sudah muncul rasa takut terhadap syirik, rasa takut dalam hatinya tersebut akan menjadikan seorang hamba bersemangat. Rasa takutnya akan menimbulkan bebrapa faedah :
- Dia akan terus mempelajari kesyirikan dan macam-macamnya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya
- Akan senatiasa mempelajari tauhid dan macam-macamnya sehingga muncul dalam hatinya rasa takut terhdap syirik
- Seseorang yang takut terhadap syirik, hatinya senantiasa istiqomah di atas jalan ketaatan dan mengharap wajah Allah Ta’ala
- Jika melakuakan suatu dosa atau kesalahan akan segera memohon ampun kepada Allah, karena butuhnya dia terhadap ampunan dosa.[8]
Lihatlah Fenomena di Sekitar Kita
Pembaca yang dirahmati Allah, fenomena kesyirikan merebak di sekitar kita. Dari kesyirikan yang tersembunyi sampai bentuk yang paling dhohir, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Di kota hingga pelosok desa marak dengan kegiatan syirik. Kesyirikan di zaman ini tidak mengenal waktu, baik siang maupun malam, baik dalam kondisi susah maupun senang. Media yang beredar juga tak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan. Bahkan para cendekiawan muslim yang dianggap tokoh agama pun ikut andil dalam mendakwahkan kesyirikan. Wahai saudaraku, hati ini sangat lemah. Sungguh, dengan fenomena tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk mudah terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar dan berusaha untuk mempelajari kesyirikan agar kita dapat menjauhinya. Usaha doa pun harus senatiasa kita lakukan. Semoga Allah Ta’ala meneguhkan kita di atas jalan tauhid sampai ajal menjemput kita, sebagaimana Allah firmankan,
يَوْمَ لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ {88} إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ {89}
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna(88),
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih(89)” (QS. As Syu’araa:88-89)Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “ Hati yang bersih maksudnya hati yang selamat dari kesyirikan dan keragu-raguan serta selamat dari rasa cinta terhadap keburukan serta bersih dari bid’ah dan perbuatan dosa…”[9]. Wallahul musta’an.
Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki
Muroja’ah: M.A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Catatan Kaki:
[1]. HR. Bukhari 4498 [2]. Fathul Majiid, hal 24. Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh. Penerbit Muasasah al Mukhtar. Cetakan pertama tahun 1425 H/2004. [3]. HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul Jaami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36). [4]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid, hal 71. Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz Fajr. Cetakan kedua tahun 2003. [5]. Fathul Majiid, hal 79. [6]. HR. Ahmad 5/428,429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, namun ada yang munqothi’ (terputus). [7]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitabi at Tauhiid, hal 90. [8]. At Tamhiid li Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 43-44. Syaikh Shalih Alu Syaikh. Penerbit Daaru at Tauhiid. Cetakan pertama tahun 1423 H/2002. [9]. Taisiirul Kariimir Rahman, Tafsir Surat Asy Syu’araa, Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di. Penerbit Daarul Hadist.
Ingin Doa Dikabulkan, Lakukan 8 Langkah Berikut Ini
Islamedia - Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah itu Maha Malu dan Maha Pemurah. Allah malu jika ada seseorang
yang menengadahkan kedua tangan kepada-Nya tapi kemudian menolaknya
dengan tangan hampa” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Hadits tersebut menggambarkan bahwa Allah senantiasa mengabulkan do’a
hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. Ada beberapa bentuk pengabulan do’a,
yaitu dikabulkan di dunia, ditangguhkan sampai hari kiamat, dan sebagai
penangkal kejelekan yang mungkin akan menimpa seorang hamba1. Akan tetapi, do’a akan dikabulkan hanya jika syaratnya terpenuhi. Syarat-syarat tersebut adalah:
Pertama,
ikhlas. Ibnu Katsir mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan
berdo’a hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik
dalam cara dan madzhab mereka2.
Kedua, ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, termasuk dalam segala bentuk ibadah. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al Ahzaab 21)
Ketiga, yakin bahwa do’anya akan dikabulkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berdo’alah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya do’a itu”
(HR. Tirmidzi).
Jika seorang hamba berdo’a kepada Allah sementara ia
tidak yakin Allah akan mengabulkan do’anya, maka itu adalah sebuah
kesia-siaan. Umar Ibnul Khattab pernah mengatakan, “Aku tidak membebani diriku dengan keinginan untuk terkabulnya do’a. Aku hanya ingin berharap agar tetap bisa berdo’a”3. Allah berfirman (yang artinya), “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir 60).
Keempat, kekhusyukan di hadapan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do’a dari seseorang yang lalai dan tidak serius” (HR. Tirmidzi). Seringkali seseorang berdo’a setelah sholat namun tidak merasakan apa yang diucapkannya.
Seorang tabi’in pernah mengatakan, “Sungguh, aku tahu kapan do’aku akan dikabulkan”. Mereka bertanya, “Bagaimana itu bisa?” Ia menjawab, ”Jika hatiku telah khusyuk, kemudian badanku juga ikut khusyuk, dan aku pun mengalirkan air mata. Ketika itulah aku mengatakan do’aku ini akan dikabulkan”4.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Tahukah kalian bagaimana seharusnya seorang muslim berdo’a?” Mereka bertanya, “Bagaimanakah itu wahai Imam?” Beliau menjawab, “Tahukah kalian bagaimana seseorang yang berada di tengah gelombang lautan, sementara ia hanya memiliki sebatang kayu, dan ia pun
akan tenggelam? Kemudian orang ini berdo’a dengan mengatakan, ‘Ya
Rabbi, selamatkanlah aku! Ya Rabbi, selamatkanlah aku!’ Maka demikianlah
seharusnya seorang muslim berdo’a (kepada Allah)”5. Hal
ini memperlihatkan bahwa sudah selayaknya seorang hamba yakin bahwa
tidak ada lagi yang mampu menyelamatkannya selain Rabbnya sehingga ia
akan kembali kepada-Nya dalam keadaan apapun dan berdo’a kepada-Nya
karena rasa membutuhkan yang lahir dari kelemahan diri. Allah berfirman
(yang artinya), “Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan jika ia berdo’a kepada-Nya…” (QS. An Naml 62).
Kelima, tidak isti’jal (tergesa-gesa minta cepat terkabulnya do’a). Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan
dikabulkan do’a seseorang di antara kalian sepanjang ia tidak
tergesa-gesa. Ia berkata, ‘Aku telah berdo’a dan berdo’a, namun aku
tidak melihat terkabulnya do’aku’, sehingga ia pun tidak lagi berdo’a”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah). Orang yang
tergesa-gesa dalam berdo’a kemudian meninggalkannya karena merasa tak
juga dikabulkan do’anya bagaikan orang yang menanami ladangnya dengan
menabur benih. Namun ketika benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, dan kemudian ia meninggalkannya begitu saja.
Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa Allah bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, apakah hamba-Ku berdo’a kepada-Ku?” Jibril menjawab, “Ya”. Allah bertanya lagi, “Apakah ia menghiba kepada-Ku dalam meminta?” Jibril menjawab, “Ya”. Maka Allah berfirman, “Wahai Jibril, tangguhkanlah (pengabulan) permintaan hamba-Ku, sebab Aku suka mendengar suaranya”6.
Keenam, hanya makan yang halal, termasuk di dalamnya adalah menghasilkan harta dari sesuatu yang halal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik. Allah
memerintah orang-orang mukmin seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada
para Rasul” (HR. Muslim, Tirmidzi). Dalam firman-Nya, Allah memerintahkan (yang artinya), “Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yng baik-baik, dan kerjakanlah amal sholih…” (QS. Al Mu’minuun 51).
Ketujuh, tidak berdo’a untuk sesuatu yang berdosa. Dari Abu Said, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
seorang muslim berdo’a dan tidak memohon sesuatu yang berdosa atau
pemutusan kerabat kecuali akan dikabulkan oleh Allah salah satu dari
tiga: Akan dikabulkan do’anya, atau ditunda untuk simpanan di akhirat,
atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya” (HR. Ahmad 3/18. Imam Al-Mundziri mengatakannya Jayyid (bagus) Targhib 2/478)7.
Kedelapan,
husnudzon (berbaik sangka) kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan do’a
kita. Kalaupun tak dikabulkan, itu karena hikmah yang Allah lebih
mengetahuinya. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman (yang artinya), "Aku bergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku" (HR Bukhari).
__________________________________________________________________
1 Amru Khalid. Ibadah Sepenuh Hati, cet ke IX. Solo: PT Aqwam Media Profetika. Hal 172
2 Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih. Kesalahan Dalam Berdo'a. Diterjemahkan oleh Zaenal Abidin, Lc. Darul Haq.
3 Amru Khalid. Ibadah Sepenuh Hati, cet ke IX. Solo: PT Aqwam Media Profetika. Hal. 174
4 Ibid. Hal 175
5 Ibid. Hal 176
6 Ibid. Hal 177
7 Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih. Kesalahan Dalam Berdo'a. Diterjemahkan oleh Zaenal Abidin, Lc. Darul Haq.
Penulis: Rakhma Kusuma Wardhani
www.remajaislam.com
Imigrasi Jakarta Pusat Buka Pelayanan Hari Sabtu
Jakarta
(Sinhat)--Calon jamaah haji asal Jakarta Pusat kini bisa bernafas lega.
Pasalnya, Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat, Kementerian Hukum dan
HAM siap membuka diri untuk melayani kebutuhan jamaah haji. Salah
satunya dengan menerapkan kebijakan baru Pelayanan Sabtu (Peltu).
“Sebenarnya pembukaan layanan paspor untuk jamaah haji di hari Sabtu
bukan barang baru. Langkah ini pernah kami lakukan saat bertugas di
provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dan, responnya cukup besar,” ujar
Ahmad Fauzi, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat, ketika
ditemui di kawasan Benhil, Jakarta Pusat, Jum'at (11/04) lalu.
Ia menyadari bahwa banyak calon jamaah haji yang berangkat ke tanah suci adalah wanita berusia lanjut (lansia). “Kami tidak tega melihat calon jamaah haji lansia itu antri berdiri hingga berjam-jam. Kalau bisa urus paspor di hari Sabtu kan lebih enak. Biar rapi nanti diatur. Misalnya, secara bergiliran per kecamatan. Dan pembayaran administrasinya di bank pun bisa di luar hari Sabtu,” tukas pria asli Betawi ini lagi.
Selain itu, lanjutnya bahwa tingkat kepadatan masyarakat saat mengurus paspor di hari kerja cukup tinggi. “Bayangkan saja, tiap hari pemohon paspor yang antri berdiri itu bisa 250 sampai 300 orang. Kalau tidak diambil kebijakan itu maka bisa merepotkan jamaah. Apalagi jamah ini kan tamu-tamu Allah. Allah Swt saja memuliakan mereka, kenapa kita sebagai hamba -Nya tidak bisa. Jadi, kalau bisa buka di hari Sabtu, kenapa nggak, kan ini tugas mulia,” ujar Ahmad Fauzi di depan puluhan pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Jakarta Pusat di kawasan Tanah Abang, Jum'at siang (11/04).
Ia juga kembali menghimbau kepada calon amaah haji yang sudah memiliki paspor agar menjaganya sebaik mungkin. “Simpanlah di tempat yang aman dan mudah dicari. Kalau tanggal kadaluwarsa tinggal enam bulan lagi sebaiknya ganti dengan yang baru. Datangi kantor imigrasi minta ganti dengan yang baru.
“Masa berlaku paspor lima tahun. Tapi kalau pas berangkat haji masa berlaku paspor itu habis akan merepotkan jamaah itu sendiri, pasalnya ini kan peraturan internasional. Yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dan, bagi yang paspornya hilang segera lapor polisi. Minta surat keterangan hilang paspor. Lalu bawa surat itu untuk diurus di imigrasi. Syukur-syukur ada fotocopynya juga. Jadi lebih memudahkan petugas untuk mengecek kevalidan data yang ada di dalam paspor yang hilang tersebut. Dan bila ada yang mempersulit, segera laporkan saja. Dan kalau terbukti akan langsung ditindak. Sebab, sepanjang orang itu tidak dicekal oleh lembaga penegak hukum atau lembaga yang diatur oleh undang-undang maka kantor imigrasi wajib membuatkan paspor untuk pemohon. Payung hukum tentang paspor ada dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian,” terangnya lagi.
Ia mengingatkan calon jamaah haji untuk tidak menggunakan calo dalam pengurusan paspor. “Sekarang ini pengurusan paspor sangat mudah. Bisa lewat online atau di kantor imigrasi mana saja,” tukasnya lagi. (me)
Ia menyadari bahwa banyak calon jamaah haji yang berangkat ke tanah suci adalah wanita berusia lanjut (lansia). “Kami tidak tega melihat calon jamaah haji lansia itu antri berdiri hingga berjam-jam. Kalau bisa urus paspor di hari Sabtu kan lebih enak. Biar rapi nanti diatur. Misalnya, secara bergiliran per kecamatan. Dan pembayaran administrasinya di bank pun bisa di luar hari Sabtu,” tukas pria asli Betawi ini lagi.
Selain itu, lanjutnya bahwa tingkat kepadatan masyarakat saat mengurus paspor di hari kerja cukup tinggi. “Bayangkan saja, tiap hari pemohon paspor yang antri berdiri itu bisa 250 sampai 300 orang. Kalau tidak diambil kebijakan itu maka bisa merepotkan jamaah. Apalagi jamah ini kan tamu-tamu Allah. Allah Swt saja memuliakan mereka, kenapa kita sebagai hamba -Nya tidak bisa. Jadi, kalau bisa buka di hari Sabtu, kenapa nggak, kan ini tugas mulia,” ujar Ahmad Fauzi di depan puluhan pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Jakarta Pusat di kawasan Tanah Abang, Jum'at siang (11/04).
Ia juga kembali menghimbau kepada calon amaah haji yang sudah memiliki paspor agar menjaganya sebaik mungkin. “Simpanlah di tempat yang aman dan mudah dicari. Kalau tanggal kadaluwarsa tinggal enam bulan lagi sebaiknya ganti dengan yang baru. Datangi kantor imigrasi minta ganti dengan yang baru.
“Masa berlaku paspor lima tahun. Tapi kalau pas berangkat haji masa berlaku paspor itu habis akan merepotkan jamaah itu sendiri, pasalnya ini kan peraturan internasional. Yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dan, bagi yang paspornya hilang segera lapor polisi. Minta surat keterangan hilang paspor. Lalu bawa surat itu untuk diurus di imigrasi. Syukur-syukur ada fotocopynya juga. Jadi lebih memudahkan petugas untuk mengecek kevalidan data yang ada di dalam paspor yang hilang tersebut. Dan bila ada yang mempersulit, segera laporkan saja. Dan kalau terbukti akan langsung ditindak. Sebab, sepanjang orang itu tidak dicekal oleh lembaga penegak hukum atau lembaga yang diatur oleh undang-undang maka kantor imigrasi wajib membuatkan paspor untuk pemohon. Payung hukum tentang paspor ada dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian,” terangnya lagi.
Ia mengingatkan calon jamaah haji untuk tidak menggunakan calo dalam pengurusan paspor. “Sekarang ini pengurusan paspor sangat mudah. Bisa lewat online atau di kantor imigrasi mana saja,” tukasnya lagi. (me)
Langganan:
Postingan (Atom)
Copyright ADk-Site © 2013 Umroh dan Haji Semudah Senyum Blogger Templates