Masjidil Haram

Tempat-tempat Ziarah di Makkah dan Madinah
1.       Masjidil Harom
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya terdapat ka’bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu shalat. Masjid ini mula-mula di bangun secara permanen oleh sayyidina Umar bin Khatab pada tahun 638 M
Dari masa kemasa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan perluasan di prakarsai oleh raja-raja Islam memberi perhatian terhadap Masjidil Haram. Pembangunan besar-besaran dalam sejarah di prakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :”Pelayanan Dua Tanah Haram Makkah dan Madinah”. Di katakana Tanah Haram  karena Tanah ini di haramkan bagi umat lain, selain umat muslim.
Tempat inilah yang menjadi tujuan utama kedatangan para jama’ah dari seluruh penjuru dunia ketika mereka hendak melaksanakan ibadah Umrah ataupun Haji. Ka’bah adalah bangunan pertama kali di bumi yang digunakan untuk tempat menyembah Allah. Sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah itulah rumah yang di Bakkah (Makkah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta”(Q.S.Ali Imran: 96).

Ka’bah disebut juga Baitullah (rumah Allah) atau Baitul ‘Atiq (rumah kemerdekaan). Dibangun berupa tembok persegi empat yang terbuat dari batu-batu besar berwarna kebiru-biruan yang berasal dari gunung-gunung disekitar Makkah. Rumah Allah ini dibangun di atas satu dasar pondasi yang kokoh terbuat dari batu marmer, tebalnya kira-kira 25 cm, tinggi seluruh dinding 15 m dan lebar dinding antara 10 s/d 11 m. Oleh para pendahulu, dinding-dinding tersebut diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana rukun (sudut) dinding itu menghadap, kecuali satu rukun/sudut dinding yang diberi nama “rukun aswadi” karena Hajar Aswad itu terletak disana. Keempat rukun/sudut dinding tersebut yaitu:
- Sebelah utara rukun “Iraqi” (Iraq)
- Sebelah barat rukun “Syami” (Suriah)
- Sebelah selatan rukun “Yamani” (Yaman)
- Sebelah timur rukun “Aswadi” (Hajar Aswad)
Ka’bah ditutup oleh semacam kelambu sutra hitam yang disebut “kiswah” dan tergantung dari atap sampai pondasi. Sejak zaman Nabi Ismail, Ka’bah sudah diberi penutup luar yang disebut “kiswah”. Tiap tahun kiswah diganti dengan yang baru. Kiswah dihiasi tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur’an yang disulam secara khusus oleh benang emas. Salah satu kalimat yang tertera pada sulaman kiswah adalah kalimat syahadat: “Allah Jalla Jalaalah, la ilaha illallah, Muhammad Rasulullah” (Allah Maha Agung, tiada Tuhan selain Allah, Muhammad itu Rasulullah).
Pada dinding sebelah timur disamping Hajar Aswad terdapat pintu yang diberi nama “Al-Burk”. Tingginya kira-kira 2 meter dan terbuat campuran logam, emas dan perak. Pada pintu ini ditatahkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang ka’bah, haji, shalat dan tauhid. Hajar Aswad terletak di pojok sebelah timur, kira-kira satu setengah meter dari lantai. Antara rukun Hajar Aswad dengan pintu ka’bah, yang lebarnya kurang dari 2 meter di beri nama dinding “Multazam”, disebut demikian karena inilah salah satu dari tiga lokasi atau tempat mustajab untuk memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Sepanjang sejarahnya, ka’bah telah mengalami banyak pembangunan ataupun rehabilitasi termasuk perluasan Masjidil Haram. Saat ini perhatian Kerajaan Saudi terhadap pengembangan Masjdil Haram sangat tinggi.
Perluasan Masjidil Haram 2007 – 2013

Raja Abdullah bin Abdul Aziz telah menyetujui perluasan pelataran sebelah utara Masjidil Haram demi kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah. Proyek perluasan halaman Masjidil Haram ini seluas 300 ribu meter persegi. Dengan demikian sejumlah gedung dan hotel mulai digusur termasuk wilayah ‘Pasar Seng’ dari sebelah utara sampai sebelah barat daya yaitu wilayah Gazzah, Raqubah (Pasar Seng), Gararah, Falaq Syamia dan Jabal Hindi.
Perluasan Masjidil Haram Makkah kali ini terbesar sepanjang sejarah di kota Makkah dan Madinah. Selain perluasan pelataran tersebut, juga dilakukan pembangunan perluasan terowongan untuk pejalan kaki jalur keluar masuk Masjidil Haram. Ada sekitar seribu bangunan yang akan tergusur demi proyek akbar ini. Sementara itu, perluasan tempat ibadah sa’i di Masjidil Haram masih berlanjut terus menerus. Perluasan tempat sa’i ini sudah dimulai sebelum musim haji 1428 H dan sempat berhenti pembangunannya saat musim haji berlangsung.

0 komentar: